Bagi para pendaki yang sudah menyatu dengan gunung, mendaki pada saat bulan Puasa pun tetap dilakukan loh. Bahkan mereka ini mencari moment-moment saat pendakian gunung gak terlalu ramai alias sepi. Karena yang mereka cari bukan frame video ketika di puncak sambil joget ugat uget biar piral, eh. Tapi mereka lebih mencari suasana tenang dan juga ingin menyatu dengan suasana dan juga hangat dan dinginnya gunung untuk hiling. Ya gitu deh paham lah kalau memang udah masuk dalam fase pendaki yang hanya ingin ketenangan ini. Eh tapi yang bakalan kita bahas kali ini bukan tentang pendaki pemburu konten dengan pendaki pencari ketenangan ya. Tapi Tentang tips yang bisa diterapkan jika ingin mendaki pada saat bulan Puasa agar puasa gak batal dan mendaki gaspol.
{getToc} $title={Table of Contents}
Seperti kita tau saat puasa kita harus menahan diri untuk tidak makan dan minum dari Subuh hingga Maghrib. Tentu saja secara ilmiahnya hal ini membuat asupan makanan dan minuman ke dalam tubuh menjadi berkurang. Dan hal tersebut membuat tubuh bisa menjadi lemas dan juga cepat capek.
Lalu apakah bisa melakukan pendakian gunung saat bulan Puasa dan gak batal puasanya? Jawabannya tentu saja bisa dan bisa banget loh. Memang mendaki gunung ini kegiatan luar ruangan yang begitu menguras tenaga yang begitu besar. Sehingga memerlukan asupan makanan dan minuman yang banyak. Tapi bukan tak mungkin loh jika kita bisa mendaki gunung di saat bulan puasa tanpa batal puasa.
Nah biar kamu bisa tetap mendaki gunung saat bulan Puasa dan tanpa batal puasanya, kamu bisa menerapkan beberapa tips dari jelajah lagi berikut ini.
1. Pilih Trek Gunung yang Tak Terlalu Berat
Pemilihan trek gunung ini memang menjadi kunci banget nih kalau emang ngebet dan pengin mendaki gunung di bulan Puasa tapi gak mau puasanya batal. Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan riset gunung mana saja yang memiliki trek pendakian yang ringan dan waktu tempuh yang tak begitu lama.
Pilih trek atau jalur pendakian yang gak terlalu berat biar puasa gak batal - foto instagram abdillahsaad_ |
Pemilihan trek yang ringan ini sangat diperlukan dan penting sekali. Karena jika memilih gunung dengan trek pendakian yang menantang dan berat akan membuat tenaga yang keluar begitu banyak. Makanya pilihlah trek gunung yang ringan saja untuk menghindari kita semakin lemah tenaganya apalagi saat berpuasa yang memang secara ilmiah tubuh kita tak bisa mendapat asupan makanan dari Subuh hingga Maghrib.
Kamu bisa pilih beberapa gunung yang memiliki trek pendakian yang relatif ringan seperti, gunung Papandayan, gunung Prau, gunung Andong, dan gunung lainnya. Selain trek pendakian yang gak begitu berat dan juga memiliki durasi yang gak terlalu panjang. Tapi harus tetap jaga kondisi dan persiapan yang matang biar gak batal puasanya saat pendakian.
Oya kamu juga harus cek dulu ya treknya karena dalam satu gunung bisanya ada beberapa trek atau jalur pendakian. Jadi pilih jalur pendakian yang paling enak dan treknya yang gak begitu berat. Atau pilih juga yang ada jasa ojeknya dari basecamp menuju pintu rimba atau pos 1. Lalu setelah itu jangan lupa cek status gunungnya apakah buka atau tutup karena kadang ada beberapa jalur pendakian gunung yang tutup saat bulan puasa untuk menghormati bulan puasa.
Kamu bisa cek status buka tutup jalur pendakian gunung di artikel kita ini Info Buka Tutup Jalur Pendakian Gunung Indonesia untuk mempersiapkan rencana pendakian kamu lebih matang. Kan gak lucu kalau kita gak cek dulu status gunungnya tiba-tiba maen gas aja langsung ke basecampnya. Eh sampai Basecampnya malah tutup.
2. Pilih Waktu Pendaki Pertengahan Bulan Puasa
Setelah menentukan perencanaan akan mendaki gunung mana dan lewat jalur mana, nah selanjutnya adalah pemilihan waktunya. Kita saranin sih pilih waktu pertengahan bulan Puasa atau minggu ke dua dan ketiga Puasa biar pendakian kamu di bulan puasa gak membatalkan puasa.
Pilih mendaki di pertengahan bulan puasa agar tidak batal puasanya - foto Estee Janssens unsplash |
Kenapa harus pertengahan bulan puasa? Kenapa gak di awal puasa atau di akhir puasa aja? Nah ini nih ada alasannya yang memang logis banget loh. Karena kalau kamu melakukan pendakian pada awal bulan puasa maka ada kemungkinan untuk batal puasa itu lebih besar loh.
Karena pada minggu pertama bulan puasa tubuh kita masih dalam tahap adaptasi dengan ritme puasa loh. Karena itu tubuh kita masih sangat rentan untuk merasa lelah ketika melakukan kegiatan berat. Tapi kalau sudah di minggu ke dua bulan puasa maka tubuh kita sudah terbiasa dan sudah berdamai dengan ritme puasa loh. Sehingga jauh lebih kuat dan bisa diajak untuk melakukan pendakian gunung.
Lalu kenapa gak di akhir bulan puasa aja kan berarti lebih kuat lagi nih kondisi tubuhnya karena sudah sangat terbiasa puasa selama tiga minggu. Ya boleh aja sih tapi masa iya gak mau lebaran di rumah sama keluarga besar.
Atau jangan-jangan kamu mau kabur dari pertanyaan horor "Mana calonnya, kok gak dikenalin?" atau "Kapan Nikah, anak tante aja mau nikah abis lebaran nih?" dari om tante dan saudara ketika lebaran. Sehingga kamu mau kabur dan hiling dengan mendaki gunung dan lebaran sama pra penghuni gunung yang gak akan memberikan pertanyaan horor tersebut.
Ya gak salah juga sih kalau gitu, tapi masa iya gak mau lebaran bareng keluarga besar. Siapa tau pas pulang shalat Idul fitri papasan sama si dia yang mencuri hati kamu. Atau ketemu ukhti-ukhti cantik dan bening (jadi glowing dan bening karena pake baju lebaran baru) saat silaturahmi maaf-maafan di rumah tetangga atau di jalan yang siapa tau jadi jodoh kamu, eh.
Lalu selalu ada opor ayam dan ketupat serta sajian khas Lebaran yang menggoda banget untuk di sikat. Kue lebaran pun biasanya berjejer memenuhi setiap sudut meja ruang tamu yang siap untuk dicicipi.
Nah kalau lebaran diatas gunung gimana? Kan kasian kamu gak bisa makan opor ayam dan ketupat serta kawan-kawannya. Dan gak bisa liat yang cantik-cantik karena pake baju baru lebaran yang siapa tahu salah satunya jodoh kamu, eh. Terus silaturahmi sama siapa kalau di gunung saat lebaran?
3. Ajak Teman Pendakian yang Puasa Juga
Teman pendakian yang tidak puasa memang berpotensi menjadi salah satu godaan terbesar dan berat selama pendakian loh. Karena disaat break di jalur pendakian untuk istirahat mereka otomatis akan mengisi energi dengan minum dan makan.
Ajak temen yang puasa juga biar puasanya gak batal - foto instagram wahyu_frz |
Sementara kamu harus menahan haus dan lapar serta capek selama pendakian namun temanmu yang tidak berpuasa hanya menahan capek aja tuh. Sehingga akan jomplang dan bisa jadi bakalan tertinggal. Atau parahnya lagi kalau teman kamu yang gak puasa tersebut berubah jadi seperti Sales nya Setan a.k.a menggoda kamu buat batalin puasa. Kan parah banget tuh temen kek gitu dan jangan diajak deh.
Makanya mendingan ajakin temen yang berpuasa juga di bulan puasa biar ada perasaan senasib dan sepenanggungan. Sehingga tak ada godaan tambahan untuk membatalkan puasa selama pendakian. Selain itu tentu saja ritme pendakian pun akan sama jika bersama teman yang puasa. Beda ceritanya kalau sama tema yang gak puasa. Pasti kalau gak ditinggal ya di roasting terus tuh selama pendakian karena ritme kamu yang melambat sementara si dia mah ritmenya biasa seperti pendakian saat gak di bulan Puasa.
Tapi tergantung orangnya juga sih, kalau teman kamu yang gak puasa itu tau, mengerti, dan paham beratnya orang yang puasa dan melakukan pendakian. Terus dia jadi support yang positif dan juga gak minum atau makan di depan kamu apalagi jadi sales nya setan untuk menggoda membatalkan puasa kamu. Atau bahkan dia jadi ikut berpuasa juga walaupun kaya kamu padahal beda aliran, maka boleh aja kamu ajak mendaki bareng di bulan puasa.
4. Lakukan Persiapan Fisik Sebelum Mendaki
Tak hanya saat pendakian di bulan puasa aja, latihan fisik sebelum pendakian juga berlaku jika kamu mendaki di luar bulan puasa ya. Karena memang mendaki gunung ini membuat kaki kita akan berjalan lebih lama dari biasanya , punggung yang kan mengangkat beban lebih berat dari biasanya, mental yang harus lebih kuat daripada baja, dan hati serta mulut yang akan berdoa lebih sering dari biasanya.
Lakukan latihan fisik sebelum mendaki biar puasa gak batal - foto Gary Butterfield Unsplash |
Wih pasti kamu udah gak asing dengan kata-kata diatas kan apalagi kalau kamu pendaki gunung yang memang mulai menyukai gunung ketika kata-kata diatas muncul di sebuah gambar bergerak di layar lebar.
Kurang lebihnya seperti itu lah yang memang bisa mewakili sebuah perjalanan pendakian gunung yang harus dimiliki oleh setiap pendaki gunung. Sehingga melakukan latihan fisik sebelum mendaki gunung memang wajib untuk dilakukan agar tubuh lebih siap menanggung beban dan juga mental semakin terasah kuat melebihi baja.
Satu minggu sebelum pendakian kamu bisa latihan fisik dengan jogging atau jalan santai atau bersepeda untuk melatih kesiapan otot kaki. Bisa juga dengan melakukan gerakan push up, sit up, plank, dan angkat beban untuk melatih kekuatan otot tangan dan punggung untuk memikul beban tas keril selama pendakian.
Jika diluar bulan puasa aja memang wajib melakukan persiapan latihan fisik, apalagi kalau mau mendaki saat bulan puasa. Tentu jadi wajib banget nih biar pendakiannya jadi nyaman, aman dan puasanya gak batal saat pendakian. Jadi jangan sampai kelewat ya apalagi di tinggalin, yakin deh di tinggalin pas lagi sayang-sayangnya itu sakit loh, eh.
5. Bawa Logsitik dan Perlengkapan Secukupnya
Disini kamu harus bisa memilah dan merencanakan menu apa saja yang akan dimasak ketika pendakian. Dan kalau bisa pilih menu yang gampang tapi tetap memenuhi dan bernilai gizi yang seimbang dan tinggi. Lalu setelah itu maka pilahlah logistik yang akan dibawa secukupnya saja dan jangan bawa banyak-banyak ya. Apalagi sampai bawa semangka segelondong demi-demi konten buka puasa yang nyegerin diatas sana. Padahal itu bawanya begitu berat loh dan makan tempat di keril.
Bawa perlengkapan dan logsitik secukupnya biar puasanya gak batal - foto instagram sadewaoutdoor_store |
Jadi bawalah logistik secukupnya, misalkan untuk pendakian 2 hari 1 malam maka bawalah 3 paket logistik yang bisa dimakan dimana 2 paket untuk Buka dan Sahur dan 1 paketnya untuk cadangan jika terjadi kendala selama pendakian yang mengharuskan kamu kembali menginap semalam lagi.
Jangan lupa juga bawa cemilan secukupnya juga ya jangan banyak-banyak. Nanti dikira mau buka Indom*r*t di puncak gunung lagi. Lagian bawanya juga pasti berat tuh apalagi dalam kondisi sedang puasa.
Setelah logistik aman, nah lanjut ke perlengkapan pendakian mulai dari tenda, sleeping bag, matras, flysheet dan kawan-kawannya. Disini kamu gak perlu di bawa semua gear pendakian yang dimiliki ya tapi bawalah secukupnya dan yang penting saja. Seperti tenda, matras, seeping bag, headlamp, flysheet, kompor dan gas, nesting dan alat masak.
Kalau bisa sih perlengkapan ini pilih yang berlabel UL atau ultralight biar lebih ringan dan juga compac. Oya satu lagi jangan bawa kulkas 2 pintu ya apalagi pas pendakian di bulan puasa. tapi pilihlah keril yang ringan serta kokoh ala pendaki UL sangat disarankan.
Terus untuk sepatu juga kalau bisa pakailah sepatu yang ringan tapi safety seperti yang sering di pakai pendaki UL. Kalau pakai sepatu boot memang gak apa tapi lumayan berat loh sehingga bisa membuat kaki cepat lelah.
Lalu untuk baju usahakan jangan membawa terlalu banyak ya agar beban yang dibawa gak jadi lebih berat. Bisa bawa maksimal 3 stel pakaian dan satu jaket saja, jangan baju atau kaos endorsan dibawa semua tuh cuma buat di foto di puncak gunung, eh.
Kemudian untuk alat dokumentasi cukup bawa smartphone aja ya atau action cam deh. Jangan bawa kamera beserta lensanya yang bisa menambah beban berat. Apalagi sampe bawa drone atau kamera panggung buat videoin selama pendakian. Percaya deh itu bikin repot dan menambah beban banget apalagi lagi puasa loh. Bisa-bisa nanti malah tepar dan batal puasanya pas pendakian karena terlalu capek. Jadi cukup bawa smartphone atau action cam aja ya untuk dokumentasinya biar menghemat space dan juga beban perlengkapan yang dibawa.
Dan terakhir jangan lupa untuk packing peralatan dan logistik dengan baik dan benar agar beban berat di keril menjadi merata dan gak jomplang. Karena kalau gak merata beratnya dan jomplang bisa membuat kita cepat lelah selama pendakian loh. Jadi mesti pas ya packingnya biar nyaman dan bisa membuat berat perlengkapan dan logsitik yang di bawa bisa lebih terasa ringan dan enak di gendongnya.
Buat caranya kamu bisa meletakkan sleeping bag paling bawah lalu disusul pakaian, logistik, alat masak, lalu di atasnya jas hujan dan jaket. Urutan ini membuat beban berat seperti logistik berada tepat di dekat pundak (punggung bagian atas). Sehingga membuat keri lebih nyaman saat digendong dan gak bikin cepat lelah kaya nunggu kepastian dari si dia, eh.
6. Lakukan Pendakian Lebih Pagi atau Pada Malam Hari
Pemilihan waktu pendakian ini juga bisa memperingan pendakian kamu saat bulan puasa untuk mencegah batal puasa selama pendakian. Ada dua waktu yang bisa dipilih yakni pada awal hari (pagi banget) atau pada malam hari.
Mulai mendaki lebih pagi atau malam hari biar gak batal puasanya - foto instagaram jatmwir |
Kamu bisa memilih memulai pendakian pada pagi hari saat matahari belum terbit atau setelah shalat subuh. Hal ini dilakukan untuk menghemat energi dan juga membuat badan lebih segar. Ditambah lagi pada pagi hari udara pun begitu mendukung dengan udara yang masih segar serta bisa bareng beraktivitas bersama warga sekitar basecamp yang akan ke ladang.
Pemilihan pagi hari juga bisa membuat waktu tempuh menjadi lebih cepat dan saat matahari mulai naik dan bersinar panas kita sudah berada di camp area atau di bawah rimbunnya pepohonan dan hutan di jalur pendakian. Sehingga bisa membuat kamu terhindar dari yang namanya godaan untuk membatalkan puasa kamu.
Namun jika kamu memilih untuk memulai pendakian pada pagi hari ini berarti mau gak mau kamu harus datang lebih awal di basecamp dan nginep satu malam dulu. Sebenarnya ini gak masalah sih dan sangat disarankan agar tubuh mampu melakukan aklimatisasi yang sempurna sehingga tidak mudah lelah. Bahkan mimin pun sering datang awal dan nginep dulu di basecamp sebelum besoknya mulai pendakian.
Waktu kedua yang disarankan yakni memulai pendakian pada malam hari namun jika memungkinkan ya. Karena ada beberapa gunung yang melarang pendakian di malam hari karena ada larangan gak tertulis dan juga memang pendakian malam hari ini memiliki resiko yang lebih berat ketimbang mendaki pada pagi atau siang hari.
Memang jika saat melakukan pendakian di bulan puasa ini memilih pada malam hari, maka kita gak lebih aman dari resiko puasa batal. Namun ada resiko lain yang mengintai pada malam hari mulai dari rebutan oksigen sama pohon, udara yang dingin, dan ada resiko para penunggu gunung keluar dan menyapa kamu baik yang berwujud hewan maupun yang tak berwujud.
Selain itu dengan pencahayaan minim pada malam hari menambah resiko untuk tersesat karena salah ambil jalur saat pendakian. Hal ini lah yang menjadi salah satu alasan kenapa pendakain malam sangat tidak disarankan.
Tapi kalau memang kamu atau ada teman kamu yang sudah pernah melewati dan hafal jalur pendakian yang akan kamu tuju. Maka hal tersebut bisa meringankan dari resiko tersesat ketika melakukan pendakian malam. Lalu jangan lupa untuk bertanya pada petugas basecamp mengenai pendakian malam hari ya apakah diperbolehkan atau ada larangan. Karena biasanya petugas basecamp ini mengerti banget tentang kontur, track jalur, dan resiko apa aja yang bakalan terjadi jika mendaki pada malam hari.
Jika memang gak diijinin maka lakukanlah pendakian pada pagi harinya saja karena hal tersebut sangat beresiko. Gak mau kan nanti malah turunnya di gotong sama tim SAR jadi jangan bandel ya. Tapi jika memang dari pihak basecamp mengijinkan pendakian malam maka kamu boleh memilihnya dengan syarat tetap mempersiapkan fisik dan kondisi mental serta jangan lupa menerapkan wejangan dari petugas basecamp mengenai hal apa aja yang jangan dilakukan saat pendakian malam dan di titik mana saja harus berhati-hati. Dan pastikan untuk pencahayaan ini harus aman dan setiap anggota rombongan memiliki headlamp sendiri-sendiri.
Oya satu lagi pastikan juga waktu tempuh perjalanan pendakian sampai basecamp harus sampai maksimal jam 1 malam agar bisa mempersiapkan sahur dengan aman. Ditambah lagi jika memulai pendakian malam hari maka mau gak mau harus summit attack agak siang kecuali emang masih kuat jalan lagi setelah sahur. Dan pastinya itu sangat capek banget karena gak ada waktu untuk tubuh istirahat.
7. Lakukan Pendakian dengan Santai
Untuk menghindari resiko batal puasa saat pendakian di bulan puasa, maka kamu bisa melakukan pendakian dengan santai dan jangan terburu-buru atau di forsir tenaganya. Karena kata orang jawa bilang "Alon-Alon asal Kelakon" tuh. Jadi walaupun pelan akan sampai juga kok.
Mendaki lah dengan santai biar gak batal puasanya - foto instagram alinnia_bdyt |
Selain itu melakukan pendakian dengan santai juga bisa membuat kamu gak gampang lelah loh. Tak hanya itu kamu juga bisa menikmati pemandangan indah di sepanjang jalur pendakian dengan lebih seksama. Siapa tahu kamu menemukan sesuatu yang berharga seperti obrolan kecil namun begitu hangat bersama teman rombonganmu.
Dengan pendakian santai kamu bisa melakukan perjalanan yang menyenangkan dan juga lebih bermakna serta bisa menghemat energi. Sehingga masih aman dari resiko batal puasa karena kelelahan. Selain itu nanti kamu siapa tahu bisa masuk komunitas pendaki santai loh yang memang sudah teruji dan selalu santai ketika mendaki.
Bukan karena gak kuat cepat tapi karena lebih memilih untuk menikmati perjalanan dan juga suasana serta atmosfer dan kondisi di sepanjang jalur pendakian. Agar hiling kita lebih berkesan dan lebih enak serta memiliki efek dan cerita yang menjadi kenangan.
8. Minum Multivitamin Tambahan
Selain menjaga asupan makanan dan minuman kamu juga bisa menambah dengan meminum multivitamin pada saat melakukan pendakian di bulan puasa. Kamu bisa meminum multivitamin tambahan ini pada saat sahur dan kalau perlu pada saat berbuka juga agar membuat tubuh lebih siap menghadapi tantangan di siang hari namun sambil tetap puasa.
Minum multivitamin saat sahur biar puasa gak batal - foto Julia Zolotova Unsplash |
Selain itu multivitamin tambahan ini juga mampu membantu menjaga stamina selama melakukan pendakian loh. Sehingga kamu lebih kuat dan gak ada alasan lagi buat ngebatalin puasa saat pendakian.
Kamu bisa mendapatkan multivitamin tambahan ini di apotek atau minimarket. Ada berbagai macam multivitamin yang bisa dipilih mulai dari vitamin berbentuk permen hingga tablet. Dan banyak banget juga merknya jadi pilih saja yang cocok untuk tubuh kamu.
Kalau mimin sih biasanya pilih merk Holisticare karena memang cocoknya sama merk itu. Tapi masih ada beberapa merk lainnya loh seperti fatigon spirit, Enervon-C, Imboost Force, Renovit, Hemaviton Stamina Plus,Pharmaton Formula, dan berbagai merk lainnya yang bisa kamu pilih.
Tapi katanya sih ada yang lebih efektif nih selain multivitamin diatas dan efeknya melebihi mmeminum multivitamin loh katanya. Yaitu dengan di semangatin Ayang, eh. Katanya efeknya lebih hebat dan bisa lebih semangat mendakinya dan gak batal puasanya, eh. Bener gak nih? Ada yang udah pernah coba di semangatin Ayang pas pendakian saat bulan puasa? Coba share di komentar donk. Maklum mimin belum nemu siapa ayangnya. Jadi kepo deh soalnya mimin gak pernah disemangatin ayang, eh.
Itulah beberapa tips yang bisa kamu terapkan ketika ingin dan ngebet mendaki gunung di bulan puasa agar puasanya juga gak batal. Jika ada tambahan tips lainnya boleh di share di kolom komentar ya. Dan tetap semangat serta jaga diri, jaga alam, dan jaga hati serta jaga ayang ketika mendaki gunung ya. Salam lestari.