Hidup di dunia ini selalu ada yang namanya aturan baik yang tertulis ataupun yang tak tertulis. Begitu juga dengan alam yang memiliki tiga aturan yang tak tertulis. Aturan ini tercipta untuk menjaga keseimbangan alam dan kenyamanan kita sebagai para petualangan yang bertamu menjelajah alam bebas.
{getToc} $title={Table of Contents}
Aturan tak tertulis ini pun memang harus diketahui oleh seluruh orang yang ingin berpetualangan dan menjelajah ke alam bebas tanpa terkecuali. Tak hanya alam bebas juga sih aturan ini pun bisa diterapkan agar saat kamu traveling lebih nyaman dan selamat.
Berikut ini 3 aturan tak tertulis di alam bebas yang wajib dipatuhi oleh para pendaki dan petualang.
1. Jangan Mengambil Apapun Kecuali Gambar/Foto
Mengambil sesuatu memang harus izin terlebih dahulu pada yang punya kalau mengambil tanpa izin namanya mencuri tak terkecuali ketika kita berada di alam bebas. Sebagai pendaki atau petualang kita pasti akan bertemu dengan sesuatu yang unik dan membuat kita penasaran selama di gunung atau alam bebas.
Foto Eko Purwanto |
Sama seperti si bunga Edelweis yang merupakan bunga abadi dengan begitu banyak pesonanya. Jangan pernah untuk memetiknya dan dibawa turun dari gunung. Karena hal tersebut sudah melanggar hukum dimana bunga Edelweis adalah salah satu tanaman yang dilindungi undang-undang dan tak boleh di petik.
Sudah banyak kasus para pendaki yang sengaja memetik bunga Edelweis untuk di bawa turun dan diberikan kepada orang tercinta. Namun hampir semuanya mendapatkan ganjaran yang setimpal mulai dari sanksi sosial dari para netizen, para pendaki, dan juga masyarakat luas hingga dari pengelola gunung.
Tak sampai disitu hukuman berat pun bisa menjerat mereka yang memetik Edelweis dengan denda Rp 200 juta dan ancaman kurungan penjara selama 10 tahun. Dan tentunya otomatis akan di balcklist selamanya di gunung tersebut dan bukan tak mungkin gunung-gunung lain pun juga akan melakukan hal yang sama kepada pendaki tersebut.
Sayang banget kan cuma gara-gara metik Edelweis kamu gak bisa lagi naik gunung dan menikmati Edelweis serta pemandangan indah di puncak gunung. Oleh karena itu jika kamu suka dengan bunga Edelweise lebih baik untuk mengabadikannya dalam bentuk foto atau langsung bawa orang tercinta untuk melihat dan menikmati langsung sang bunga abadi tersebut di habitat aslinya.
Selain hukuman dari pemerintah dan masyarakat terkadang gunung pun memiliki caranya sendiri untuk menghukum pendaki yang memetik Edelweis dan merusak alam. Mulai dari terjatuh ke jurang, tersesat di jalur, dan mengalami hal-hal buruk lainnya bahkan ada yang sampai bertemu dengan hewan buas.
Karena pada dasarnya kita itu hanyalah tamu ketika berada di gunung dan bersikaplah sopan dengan menjaga perkataan dan sikap serta tidak mengambil sesuatu apapun dari gunung entah itu kerikil sekalipun apalagi Edelweis. Cukup ambil foto maupun video tentang gunung tersebut untuk mengabarkan kepada dunia tentang keindahannya.
2. Dilarang Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak
Aturan kedua ini adalah pelengkap dari aturan yang pertama dimana kita tak boleh meninggalkan barang apapun di gunung, terlebih lagi sampah yang kita bawa dari bawah. Karena kita mendaki gunung sejatinya adalah untuk menaklukkan ego kita dan menyaksikan keindahan alam raya serta menumbuhkan kecintaan kita pada alam.
Foto Pixabay |
Selain sampah, kita juga dilarang meninggalan jejak tulisan baik menggunakan spidol, atau ukiran di batang pohon ataupun batuan di gunung atau bahasa kerennya vandalisme. Karena hal tersebut bakalan merusak keindahan alam. Udah merusak ditambah tulisnnya kaya cacing kepanasan hadeh bikin mumet yang lihat.
Kalau mau tulis-tulisan di gunung mendingan kamu bawa buku terus tulis tuh dan di foto pas dipuncak misalhnya kamu suka dia tapi dianya engga, eh. Tapi abis di foto jangan dibuang ya tapi bawa kembali turun dan kalau mau dibuang dibuang di tempat sampah saat di basecamp.
Jadi tinggalkanlah hanya jejak langkah kakimu saja selama pendakian dan jangan yang lain ya. Karena di alam bebas bukan hanya ada kita saja tetapi kita berdampingan dengan pohon-pohon, hewan di sana dan juga yang sudah berada disana terlebih dahulu dari kita.
3. Dilarang Membunuh Apapun Kecuali Waktu
Selama berada di alam bebas kita tak boleh membunuh apapun kecuali waktu. Karena kembali lagi kita datang ke gunung atau alam bebas sebagai tamu bukan penjajah. Jadi jangan pernah untuk membunuh baik itu hewan, tumbuhan maupun dia yang menyakiti hatimu yang sengaja kamu ajak mendaki bareng, nanti bisa dipenjara ini.
Foto Suliman Sallehi |
Menumbuhkan sikap menjaga alam kita agar tak ada lagi yang namanya penebangan liar dan perburuan hewan yang dilindungi dan pemetikan bunga Edelweis. Menumbuhkan cinta dia kepada kita biar abadi seperti bunga Edelweis, uwuuww.
Dan bunuhlah waktu untuk menumbuhkan hal-hal diatas agar kita menyatu dengan alam dan tentunya dengan dia hingga sampai di puncak gunung dan sekalian puncak pelaminan, eh. Bunuhlah waktu di gunung dengan cara menikmati keindahannya serta tatap menjaganya.
Nah tiga pesan dan aturan tak tertulis ini memang harus diketahui dan dijalankan oleh para pendaki terutama pendaki pemula hingga para pendaki yang memang sudah menjadi senior dan pendaki tingkat dewa. Tentu saja tanpa terkecuali pendaki ganda campuran pun harus mengikuti aturan ini. Karena kita ini adalah pendaki pecinta alam bukan perusak alam.
Jadi jangan pernah melanggar tiga aturan diatas ya saat berada di gunung ataupun alam bebas jika kalian tak ingin mendapatkan kejadian tak terduga selama di gunung. Karena di beberapa gunung ada yang menyebutkan kalau mengambil sesuatu apapun di gunung tersebut, maka akan mendapatkan sebuah musibah entah itu kecelakaan, tersesat di gunung, maupun bertemu dengan hewan buas.
Tak ada yang menyebutkan mengambil bunga Edelweis di gunung bakalan mendapatkan jodoh ya. Yang ada kamu bakalan menerima berjibun komentar negatif di sosmedmu dan juga sanksi baik dari pemerintah, pengelola gunung hingga masyarakat luas. Jadi stop memetik Edelweis di gunung.
Salam lestari!
Jadilan pendaki yang mencintai alam bukan menjadi perusak alam dan selalu bawa turun sampahmu.