Bukan hanya dokter, pejabat, presiden atau pun para pekerja yang memiliki profesi di dunia ini yang memiliki kode etik. Ternyata pecinta alam pun memiliki kode etik loh dan pada kenyataanya tak sedikit para pendaki kekinian yang belum mengerti atau bahkan tak tahu kode etik pecinta alam tersebut.
{getToc} $title={Table of Contents}
Padahal seharusnya sebagai pendaki yang notabene nya pecinta alam mengerti tentang kode etik ini. Sehingga dapat menjadi pecinta alam yang sesungguhnya dan bukan hanya pendaki alam yang egois dan hanya ikut ikutan bahkan mengukir jejak di pohon, batuan atau fasilitas pos pendakin dengan tinta spidol, dipahat atau dengan alat lainnya bahasa kerennya vandalisme yang hanya mementingkan eksistensi sendiri tanpa memperdulikan alam.
Atau bahkan yang paling parah memetik si bunga edelweis di puncak gunung untuk di bawa pulang dan diberikan ke seseorang yang spesial. Yang tentu ini sangat disayangkan dan memang selayaknya sebagai pendaki kita mengetahui apa saja kode etik sebagai pecinta alam agar kita dan alam saling bergandengan dan tak ada yang dirugikan. Karena kita pecinta alam bukan perusak alam seperti yang dilakukan oknum yang membabat habis hutan hanya demi kepentingan pribadinya.
Sejarah Kode Etik Pecinta Alam
Sejarah mencatat pada bulan Januari 1974 sekitar 44 himpunan atau komunitas pecinta alam se Indonesia berkumpul bersama dalam kegiatan Gladian Nasional Pecinta Alam IV. Kegiatan yang diadakan di Pulau Khayangan dan Tana Toraja ini merupakan pertemuan akbar para pecinta alam seluruh Indonesia.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kerjasama Club Antarmaja Pecinta Alam se-Ujung Pandang kegiatan ini menjadi ajang latihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bertahan serta beraktifitas di alam bebas. Sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar pecinta alam se Indonesia.
Di kegiatan ini lah kode etik pecinta alam pertama kali diikrarkan dan ditetapkan dengan tujuan agar alam tetap terjaga dan para pecinta alam dapat berkegiatan dengan nyaman. Berikut ini isi dari kode etik pecinta alam.
KODE ETIK PECINTA ALAM
"PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA"
"PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR"
"PECINTA LAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA"
Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.
Disyahkan bersama dalam
GLADIAN IV – 1974 Di Ujung Pandang
Kode etik ini hingga sekarang masih digunakan dan wajib ditaati oleh para pecinta alam dan harus ditaati oleh organisasi Mapala dan berbagai komunitas pecinta alam lainnya tanpa terkecuali kamu yang mendaki gunung secara pribadi. Karena pada dasarnya semua yang berkegiatan di alam bebas baik itu mendaki gunung atau kegiatan lainnya termasuk dalam pecinta alam dan wajib menaati kode etik ini.
Selain berpegang teguh kepada kode etik pecinta alam diatas. kita juga harus tahu tentang etika lingkungan hidup yang berlaku secara universal. Berikut ini 3 etika lingkungan hidup yang wajib kita terapkan selama di alam bebas.
Environmental Ethics / Etika Lingkungan Hidup
Take nothing but picture / dilarang mengambil apapun kecuali foto
Leave nothing but footprint / dilarang meninggalkan apapun kecuali jejak
Kill noting but time / dilarang membunuh apapun kecuali waktu
Tentu 3 etika lingkungan hidup tersebut menjadi patokan dan harus dijalankan ketika berkegiatan di alam bebas. Jadi jika kamu tak bisa atau terasa berat untuk menerapkan kode etik pecinta alam dan 3 etika lingkungan hidup diatas lebih baik rebahan aja di rumah. Dan jangan sok-sok menjadi pecinta alam demi eksistensi semata dan malah merusak alam itu sendiri.
Karena pecinta alam itu adalah sahabat bagi alam itu sendiri bukan musuh.